30.1 C
Surakarta
Saturday, 25 March 2023

Sepatu Lebih Melindungi Kaki, Ini Risiko Cedera saat Berkendara Pakai Sandal

SEMARANG – Baru-baru ini sandal menjadi topik utama pembahasan dari para pengendara motor. Ini menyusul imbauan dari Korlantas Polri agar pengendara motor tak mengenakan sandal jepit saat berkendara. Melainkan memakai sepatu, meski hanya berkendara di jarak yang dekat.

Imbauan ini memancing beragam respons dari masyarakat. Banyak yang bertanya, mendebat, ataupun tidak setuju. Sebab, selama ini mereka merasa tak ada masalah berkendara dengan memakai sandal.

Merunut sejarah, sandal sudah ada sejak tahun 4.000 yang lalu saat peradaban mesir kuno. Sandal tertua yang ditemukan dibuat dari serat tanaman bernama papyrus. Sandal dari jaman mesir kuno digunakan untuk melindungi telapak kaki dari batu kecil dan kasar, karena pada saat itu perjalanan dilakukan dengan berjalan kaki.

Senior Instruktur Astra Motor Jateng Oke Desiyanto menyampaikan, sebenarnya fungsi sandal yang utama hanya sebatas pada perlindungan alas kaki. Beda dengan sepatu yang dapat melindungi kaki lebih optimal. Sebab mampu menutupi semua bagian, mulai dari jari jemari, punggung kaki hingga bagian tumit yang difungsikan untuk melindungi kaki dari kotoran berupa debu, kerikil, bahkan lumpur dan benda keras lainnya.

Cedera kaki yang mungkin terjadi karena berkendara biasa ditemukan pada permukaan kulit kaki, jemari lecet bahkan melepuh, kram kaki karena udara dingin yang terus mengalir, kuku terkelupas, terkilir, hingga bisa juga terjadi tulang kaki patah atau retak.

“Tentunya cedera kaki ini akan sangat mengganggu tubuh kita dalam hal berjalan, menghasilkan keseimbangan, kesulitan melakukan aktifitas tertentu bahkan menghalangi produktivitas,” tutur Oke.

Bila pengguna mobil dapat terlindung dari benturan langsung karena dilindungi oleh badan mobil (cangkang), pengendara motor hanya mengandalkan perlengkapan berkendaranya untuk melindungi badan dari benturan langsung. Dengan melihat fungsinya yang melindungi alas kaki saja, tentu sandal tidak termasuk perlengkapan berkendara yang aman.

“Dalam berkendara dianjurkan menggunakan perlengkapan berkendara yang sesuai dan optimal melindungi diri dari cedera. Utamakan #Cari_Aman demi mencegah terjadinya kecelakaan atau cedera pada tubuh. Gunakan perlengkapan berkendara yang lengkap untuk perlindungan tubuh lebih optimal,” ujar Oke.

Menggunakan sepatu akan jauh lebih baik dalam hal perlindungan kaki saat berkendara. Itu pun disarankan agar memilih sepatu tanpa temali agar meminimalkan kejadian tersangkut atau sepatu lepas sehingga potensi bahaya yang lain tidak terjadi.

“Jadikan budaya mengutamakan keselamatan berkendara menjadi gaya hidup sehari-hari yang akan membuat lebih nyaman karena telah menjadi kebiasaan,” tandas Oke. (*/ria)  

 

SEMARANG – Baru-baru ini sandal menjadi topik utama pembahasan dari para pengendara motor. Ini menyusul imbauan dari Korlantas Polri agar pengendara motor tak mengenakan sandal jepit saat berkendara. Melainkan memakai sepatu, meski hanya berkendara di jarak yang dekat.

Imbauan ini memancing beragam respons dari masyarakat. Banyak yang bertanya, mendebat, ataupun tidak setuju. Sebab, selama ini mereka merasa tak ada masalah berkendara dengan memakai sandal.

Merunut sejarah, sandal sudah ada sejak tahun 4.000 yang lalu saat peradaban mesir kuno. Sandal tertua yang ditemukan dibuat dari serat tanaman bernama papyrus. Sandal dari jaman mesir kuno digunakan untuk melindungi telapak kaki dari batu kecil dan kasar, karena pada saat itu perjalanan dilakukan dengan berjalan kaki.

Senior Instruktur Astra Motor Jateng Oke Desiyanto menyampaikan, sebenarnya fungsi sandal yang utama hanya sebatas pada perlindungan alas kaki. Beda dengan sepatu yang dapat melindungi kaki lebih optimal. Sebab mampu menutupi semua bagian, mulai dari jari jemari, punggung kaki hingga bagian tumit yang difungsikan untuk melindungi kaki dari kotoran berupa debu, kerikil, bahkan lumpur dan benda keras lainnya.

Cedera kaki yang mungkin terjadi karena berkendara biasa ditemukan pada permukaan kulit kaki, jemari lecet bahkan melepuh, kram kaki karena udara dingin yang terus mengalir, kuku terkelupas, terkilir, hingga bisa juga terjadi tulang kaki patah atau retak.

“Tentunya cedera kaki ini akan sangat mengganggu tubuh kita dalam hal berjalan, menghasilkan keseimbangan, kesulitan melakukan aktifitas tertentu bahkan menghalangi produktivitas,” tutur Oke.

Bila pengguna mobil dapat terlindung dari benturan langsung karena dilindungi oleh badan mobil (cangkang), pengendara motor hanya mengandalkan perlengkapan berkendaranya untuk melindungi badan dari benturan langsung. Dengan melihat fungsinya yang melindungi alas kaki saja, tentu sandal tidak termasuk perlengkapan berkendara yang aman.

“Dalam berkendara dianjurkan menggunakan perlengkapan berkendara yang sesuai dan optimal melindungi diri dari cedera. Utamakan #Cari_Aman demi mencegah terjadinya kecelakaan atau cedera pada tubuh. Gunakan perlengkapan berkendara yang lengkap untuk perlindungan tubuh lebih optimal,” ujar Oke.

Menggunakan sepatu akan jauh lebih baik dalam hal perlindungan kaki saat berkendara. Itu pun disarankan agar memilih sepatu tanpa temali agar meminimalkan kejadian tersangkut atau sepatu lepas sehingga potensi bahaya yang lain tidak terjadi.

“Jadikan budaya mengutamakan keselamatan berkendara menjadi gaya hidup sehari-hari yang akan membuat lebih nyaman karena telah menjadi kebiasaan,” tandas Oke. (*/ria)  

 

Populer

Berita Terbaru

spot_img