23.2 C
Surakarta
Sunday, 2 April 2023

Alat Pengukur Kesuburan Tanah Karya Mahasiswa: Lebih Mudah, Cepat, dan Akurat

RADARSOLO.ID – Lahan pertanian yang terus-menerus digarap, akan berkurang tingkat kesuburannya. Sayangnya, para petani di tanah air masih kesulitan mengetahui tingkat kesuburan lahan yang digarapnya. Alhasil sering mengeluh jika kualitas dan jumlah hasil panenan menurun. Mengatasi problematika tersebut, mahasiswa di Kota Solo membuat alat pengukur kesuburan tanah.

Alat tersebut dibuat oleh para mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), yang tergabung dalam start-up muda berinovasi. Membuat alat uji yang dirancang khusus untuk mengukur unsur hara pada tanah. Mereka adalah Rizky Joanditya, Rayhan Emillu, Novia Rizky, Ridho Fat, dan Regita Cahya.

“Nama alatnya soil station farming. Kami sudah menggunakan teknologi IoT (internet of things), yang terkoneksi dengan smartphone untuk memonitor kondisi lahan pertanian. Alat ini akan mengirim data di lapangan secara langsung,” kata Rizky Joanditya, Jumat (17/3/2023).

Inovasi ini menggunakan sistem sensor, terintegrasi dengan aplikasi berbasis mobile application. Soil station farming bekerja secara otomatis, mampu mendeteksi kelembaban, suhu, NPK, dan pH tanah.

“Alat ini bisa membaca semua unsur yang ada dalam tanah. Ada dua unsur, yakni yang tersedia dan yang diserap tanaman. Alat ini bisa membaca unsur yang tersedia di tanah,” imbuhnya.

Kelebihan soil station farming, dapat memberikan data tinjauan pada lahan yang dikelola. Pengaplikasiannya cukup sederhana. Cukup menanamkan sensor actuator di lahan pertanian pada setiap hektarenya. Data yang terdeteksi sensor, akan dikirimkan menggunakan LoRA. Kemudian terhubung pada aplikasi untuk melacak kondisi lahan tersebut.

“Tinggal menyalakan alat dan ditancapkan ke tanah. Syaratnya, alat tersebut harus ditancapkan agak dalam, supaya data yang terkirim lebih valid,” bebernya.

Otomatis, data yang terkumpul dari sensor akan ditampung ke server IoTanic. Melalu scan barcode yang ada di soil station farming, petani bisa langsung terhubung dengan IoTanic. Dengan alat ini, petani bisa melihat tingkat kesuburan tanahnya. Sehingga tahu berapa takaran pupuk yang tepat dighunakan.

“Ini langkah menghemat penggunaan pupuk. Setelah data dari alat ini keluar, petani akan tahu berapa kebutuhan pupuk di lahannya. Jadi tidak terlalu banyak pupuk, juga tidak terlalu sedikit,” ujarnya.

Sementara itu, penggunaan aplikasinya juga relatif mudah. “Petani tingga regristasi di aplikasi tersebut. Setelah itu menambahkan data-data di lahannya, sesuai fitur yang ada di aplikasi tersebut. Mulai dari apa saja yang ditanam, termasuk kondisi terkahir tingkat kesuburan tanahnya,” ungkapnya. (ian/fer/dam)

RADARSOLO.ID – Lahan pertanian yang terus-menerus digarap, akan berkurang tingkat kesuburannya. Sayangnya, para petani di tanah air masih kesulitan mengetahui tingkat kesuburan lahan yang digarapnya. Alhasil sering mengeluh jika kualitas dan jumlah hasil panenan menurun. Mengatasi problematika tersebut, mahasiswa di Kota Solo membuat alat pengukur kesuburan tanah.

Alat tersebut dibuat oleh para mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), yang tergabung dalam start-up muda berinovasi. Membuat alat uji yang dirancang khusus untuk mengukur unsur hara pada tanah. Mereka adalah Rizky Joanditya, Rayhan Emillu, Novia Rizky, Ridho Fat, dan Regita Cahya.

“Nama alatnya soil station farming. Kami sudah menggunakan teknologi IoT (internet of things), yang terkoneksi dengan smartphone untuk memonitor kondisi lahan pertanian. Alat ini akan mengirim data di lapangan secara langsung,” kata Rizky Joanditya, Jumat (17/3/2023).

Inovasi ini menggunakan sistem sensor, terintegrasi dengan aplikasi berbasis mobile application. Soil station farming bekerja secara otomatis, mampu mendeteksi kelembaban, suhu, NPK, dan pH tanah.

“Alat ini bisa membaca semua unsur yang ada dalam tanah. Ada dua unsur, yakni yang tersedia dan yang diserap tanaman. Alat ini bisa membaca unsur yang tersedia di tanah,” imbuhnya.

Kelebihan soil station farming, dapat memberikan data tinjauan pada lahan yang dikelola. Pengaplikasiannya cukup sederhana. Cukup menanamkan sensor actuator di lahan pertanian pada setiap hektarenya. Data yang terdeteksi sensor, akan dikirimkan menggunakan LoRA. Kemudian terhubung pada aplikasi untuk melacak kondisi lahan tersebut.

“Tinggal menyalakan alat dan ditancapkan ke tanah. Syaratnya, alat tersebut harus ditancapkan agak dalam, supaya data yang terkirim lebih valid,” bebernya.

Otomatis, data yang terkumpul dari sensor akan ditampung ke server IoTanic. Melalu scan barcode yang ada di soil station farming, petani bisa langsung terhubung dengan IoTanic. Dengan alat ini, petani bisa melihat tingkat kesuburan tanahnya. Sehingga tahu berapa takaran pupuk yang tepat dighunakan.

“Ini langkah menghemat penggunaan pupuk. Setelah data dari alat ini keluar, petani akan tahu berapa kebutuhan pupuk di lahannya. Jadi tidak terlalu banyak pupuk, juga tidak terlalu sedikit,” ujarnya.

Sementara itu, penggunaan aplikasinya juga relatif mudah. “Petani tingga regristasi di aplikasi tersebut. Setelah itu menambahkan data-data di lahannya, sesuai fitur yang ada di aplikasi tersebut. Mulai dari apa saja yang ditanam, termasuk kondisi terkahir tingkat kesuburan tanahnya,” ungkapnya. (ian/fer/dam)

Populer

Berita Terbaru

spot_img