RADARSOLO.COM – Pengalaman “satu aplikasi” yang menggabungkan konten Disney+ dan Hulu akan diluncurkan pada akhir 2023 ini. Hal ini diumumkan langsung oleh CEO Disney Bob Iger yang menyampaikan hal tersebut selama panggilan pendapatan terbaru perusahaan.
Dia mengatakan kalau perusahaan akan terus menawarkan Disney+, Hulu, dan ESPN+ sebagai opsi yang berdiri sendiri-sendiri tetapi menggabungkan layanan “merupakan perkembangan logis” dari penawaran langsung ke konsumen. Penggabungan ini diharapkan bakal memberikan peluang lebih besar bagi pengiklan sambil memberi pelanggan bundel akses ke layanan yang lebih kuat.
Karena Comcast masih memiliki 33 persen saham Hulu, pengumuman ini menunjukkan bahwa Disney mungkin berpikir untuk membeli TV kabel dan saham perusahaan media tersebut. Sayangnya, Iger tidak merinci rencana perusahaan lebih detail.
Dilansir via Engadget, dirinya hanya mengatakan bahwa Disney telah melakukan pembicaraan “konstruktif” dengan Comcast. Pembicaraan tersebut jelas membahas tentang masa depan Hulu.
Selain mengumumkan aplikasi streaming gabungan, Iger juga mengungkapkan bahwa Disney+ mendapatkan kenaikan harga lagi setelah tambahan biaya bulanan tingkat streaming bebas iklan pada bulan Desember lalu.
Dia tidak mengatakan kapan perusahaan menaikkan harga layanan, tetapi ketika itu terjadi, tingkatan bebas iklan dan didukung iklan masing-masing akan menelan biaya lebih dari USD 11 dan USD 8 atau termahal di angka Rp 162 ribuan saja.
Sementara Disney melaporkan (PDF) penurunan kerugian operasi sebesar 26 persen untuk bisnis streamingnya, kerugian USD 659 juta masih sangat besar. Pengumuman kenaikan harga tidak muncul begitu saja, mengingat perusahaan menjanjikan investor bahwa bisnis akan menguntungkan pada akhir tahun fiskal 2024.
Pertanyaannya adalah apakah gabungan aplikasi Disney+ dan Hulu dapat meyakinkan pengguna baru untuk membayar langganan atau agar pelanggan lama kembali? Juga masih belum jelas.
Diberitakan sebelumnya, Disney+ kehilangan sebanyak empat juta pelanggan pada kuartal pertama tahun 2023. Hilangnya angka pelanggan ini semakin memukul platform Video on Demand (VoD) itu setelah kehilangan 2,4 juta pengguna pada kuartal sebelumnya.