RADARSOLO.ID – Di kalangan masyarakat Jawa, masakan ingkung ayam merupakan simbol rasa syukur atas nikmat yang diberikan oleh sang pencipta. Salah satu ingkung yang belum banyak diketahui masyarakat adalah Ingkung Jendali Sodo. Seperti apa?
Biasanya kuliner jenis ini dimasak dengan bumbu yang komplet bersama santan untuk kemudian disajikan bersama nasi tumpeng dalam sebuah tampah. Dari informasi Yayasan Mataram Jaya Binangun, masakan ingkung itu dalam sejarahnya memiliki ragam dan jenis berbeda. Semisal pada era kejayaan Mataram, ingkung tidak hanya dari ayam saja. Ingkung ternyata juga dapat berbahan unggas selain ayam, yaitu mentok dan bebek. Semua harus yang jantan.
Pelaku pelestari kuliner masakan kerajaan Alfian Praseto menjelaskan, salah satu masakan ingkung yang mungkin belum diketahui oleh masyarakat umum adalah Ingkung Jendali Sodo. Ingkung ini dibuat khusus dengan lima kali proses masak menggunakan puluhan jenis bumbu rempah.
”Proses masak ingkung jenis ini butuh waktu yang tidak sebentar. Diawali merebus dua kali, digoreng, dibakar, kemudian dibungkus daun pisang, daun talas dan dibalur lumpur. Kemudian dipanggang di atas bara api kayu. Butuh waktu sekira tujuh jam lamanya,” kata Alfian.
Dalam sejarahnya, Ingkung Jendali Sodo disajikan pada saat raja Keraton Kartasura yang pertama, yaitu Amangkurat II menjamu tamu yang terdiri dari tujuh kasta. Mereka diundang dalam acara syukuran peresmian pembangunan keraton. Namun saat ini belum banyak, bahkan jarang ditemukan, baik di Jogjakarta maupun di Jawa Tengah. Belum ada satupun jenis usaha makanan dan minuman yang menyajikan kuliner zaman Mataram ini.
Ketua Mataram Joyo Binangun Mbah Koko menjelaskan, warisan nenek moyang zaman dulu tidak hanya berupa benda fisik, tapi juga ada yang nonfisik, atau tak benda berwujud kuliner.
”Selain ingkung, di kuliner era Mataram 1650-1750 Masehi juga ada tumpeng kemaru songo sapto wargo, iwak kali, tempe tahu wedono, dan sego jagung. Kemudian ada kudapan atau jajanan jemblem, srumping, dan karitan. Itu semua jarang dijumpai pada jaman sekarang,” tandasnya. (kwl/adi/dam)