23.2 C
Surakarta
Sunday, 2 April 2023

Berburu Jajaran Tradisional Kota Solo: Lenjongan Yu Sum, Eksis selama 50 Tahun

RADARSOLO.ID – Kuliner Kota Solo tidak luput dari jajanan tradisonal. Seperti halnya lenjongan yang terdiri dari berbagai macam camilan. Itu semua bisa didapatkan di pasar tradisional, termasuk Pasar Gede.

Lenjongan terdiri dari klepon, sawut, cenil, gatot, tiwul, ketan putih, ketan hitam, gethuk dan lainnya. Mayoritas berbahan dasar ubi, singkong, dan tepung. Camilan ini sangat bermanfaat karena memiliki kandungan nutrisi, menambah energi, sumber serat dan karbohidrat, serta kandungan antioksidan. Selain itu, cara penyajiannya juga masih tradisional, yakni dibungkus daun pisang. Salah satu lapak lenjongan yang masih eksis di Pasar Gede adalah lapak Yu Sum.

”Penyajian lenjongan dari dulu sampai sekarang memang kami sengaja pakai daun pisang. Selain itu di-pincuk supaya pengunjung bisa makan secara langsung. Ini yang jadi ciri khas serta menambah aroma wangi makanan. Selain itu juga ramah lingkungan.” ujar Jumiati, 43.

Perempuan yang akrab disapa Yu Sum ini menjelaskan, proses memasak jajanan tradisional Yu Sum membutuhkan waktu tiga jam. Mulai dari menumbuk ubi, nguleni, membuat adonan hingga bentuk aneka jajanan tradisional. Sebagai pelengkap, jajanan ini diberi topping juruh dari gula Jawa yang dicairkan, serta parutan kelapa yang dituangkan di atasnya.

TURUN TEMURUN: Yu Sum saat melayani pembeli. (ROSYA LAILA PRADEWI/RADAR SOLO)

”Penyuka jajanan tradisional ini dari berbagai usia dari anak-anak, remaja hingga orang tua. Kami juga menerima pesanan, bisa kami antar sampai rumah,” imbuh Yu Sum.

Yu Sum menambahkan, usahanya tersebut sudah turun temurun dari orang tuanya sejak 50 tahun lalu. Harganya pun sangat merakyat. Antara Rp 3.000 sampai Rp 5.000 per bungkus, tergantung porsi besar kecilnya. Rasa tradisionalnya yang otentik, menjadi jajanan favorit semua kalangan.

”Biasa buka jam 08.00-15.00. Kalau pas ada event tertentu, juga bawa dagangan ke luar. Hasilnya alhamdulillah dua kali lipat,” tandasnya.

Salah seorang pembeli Ayu, 21, mengungkapkan, rasa jajanan tradisional ini bikin ketagihan. Terlebih sawut dan klepon yang punya cita rasa manis dan empuk.

”Rasanya pengin nambah berulang kali. Saya juga pelanggang setia jajanan tradisonal ini,” tandasnya. (mg5/adi)

RADARSOLO.ID – Kuliner Kota Solo tidak luput dari jajanan tradisonal. Seperti halnya lenjongan yang terdiri dari berbagai macam camilan. Itu semua bisa didapatkan di pasar tradisional, termasuk Pasar Gede.

Lenjongan terdiri dari klepon, sawut, cenil, gatot, tiwul, ketan putih, ketan hitam, gethuk dan lainnya. Mayoritas berbahan dasar ubi, singkong, dan tepung. Camilan ini sangat bermanfaat karena memiliki kandungan nutrisi, menambah energi, sumber serat dan karbohidrat, serta kandungan antioksidan. Selain itu, cara penyajiannya juga masih tradisional, yakni dibungkus daun pisang. Salah satu lapak lenjongan yang masih eksis di Pasar Gede adalah lapak Yu Sum.

”Penyajian lenjongan dari dulu sampai sekarang memang kami sengaja pakai daun pisang. Selain itu di-pincuk supaya pengunjung bisa makan secara langsung. Ini yang jadi ciri khas serta menambah aroma wangi makanan. Selain itu juga ramah lingkungan.” ujar Jumiati, 43.

Perempuan yang akrab disapa Yu Sum ini menjelaskan, proses memasak jajanan tradisional Yu Sum membutuhkan waktu tiga jam. Mulai dari menumbuk ubi, nguleni, membuat adonan hingga bentuk aneka jajanan tradisional. Sebagai pelengkap, jajanan ini diberi topping juruh dari gula Jawa yang dicairkan, serta parutan kelapa yang dituangkan di atasnya.

TURUN TEMURUN: Yu Sum saat melayani pembeli. (ROSYA LAILA PRADEWI/RADAR SOLO)

”Penyuka jajanan tradisional ini dari berbagai usia dari anak-anak, remaja hingga orang tua. Kami juga menerima pesanan, bisa kami antar sampai rumah,” imbuh Yu Sum.

Yu Sum menambahkan, usahanya tersebut sudah turun temurun dari orang tuanya sejak 50 tahun lalu. Harganya pun sangat merakyat. Antara Rp 3.000 sampai Rp 5.000 per bungkus, tergantung porsi besar kecilnya. Rasa tradisionalnya yang otentik, menjadi jajanan favorit semua kalangan.

”Biasa buka jam 08.00-15.00. Kalau pas ada event tertentu, juga bawa dagangan ke luar. Hasilnya alhamdulillah dua kali lipat,” tandasnya.

Salah seorang pembeli Ayu, 21, mengungkapkan, rasa jajanan tradisional ini bikin ketagihan. Terlebih sawut dan klepon yang punya cita rasa manis dan empuk.

”Rasanya pengin nambah berulang kali. Saya juga pelanggang setia jajanan tradisonal ini,” tandasnya. (mg5/adi)

Populer

Berita Terbaru

spot_img
/