SRAGEN – Hadirnya exit tol Sragen Timur, coba dimanfaatkan Pemerintah Desa (Pemdes) Bedoro, Kecamatan Sambungmacan untuk mendongkrak perekonomian warganya. Melalui rangkaian event menarik, sehingga mampu menggaet kunjungan wisatawan dari luar daerah.
Desa Bedoro dianugerahi tanah yang cukup subur. Tak heran potensi yang bisa digali dari desa yang terletak di sisi timur Bumi Sukowati ini, berupa lahan pertanian. Seiring keberadaan Tol Trans Jawa dan exit tol Sragen Timur, pemdes setempat mulai memikirkan potensi-potensi yang bisa digali.
Terbaru, Pemdes Bedoro menggelar Bedoro Fashion Week, belum lama ini. Mengikuti tren Citayam Fashion Week di ibu kota, yang sempat viral. Menariknya, Bedoro Fashion Week juga melibatkan anak-anak desa setempat. Mereka berlenggak-lenggok layaknya para model di atas catwalk.
Satu lagi yang menjadi daya tarik, yakni kostum yang dikenakan para peserta. Berupa baju adat dari berbagai daerah di nusantara.
“Bedoro Fashion Week cukup digandrungi. Kami gelar event dengan tema adat budaya Indonesia. Pesertanya kami ajak dari tokoh masyarakat, RT, RW, BPD (Badan Permusyawaratan Desa), bersama istri dan keluarga mereka,” terang Kades Bedoro Pri Hartono, kemarin (2/9).
Bedoro Fashion Week digelar di jalan Suwargo Ijo. Jalan di Desa Bedoro yang diapit areal persawahan. Di jalan inilah rangkaian event menarik dimaksimalkan. Mulai digiatkan sejak bulan suci Ramadan lalu.
“Konsep ke depan, kami ingin menjadi salah satu desa wisata di Sragen. Di dalamnya mencakup kegiatan wisata olahraga dan rekreasi. Mulai dari kuliner, fitness, pemancingan, kolam renang, dan taman,” imbuh kades.
Terkait sektor olahraga, pemdes saat ini sedang membangun fasilitas berupa gedung serbaguna. Progres pembangunannya saat ini menyentuh 60 persen. Nantinya, gedung ini bisa menjadi tuan rumah ajang seperti futsal, fitness, voli, tenis, dan olahraga indoor lainnya.
Sementara itu, ada satu lagi konsep yang ingin dikembangkan di Desa Bedoro, yakni Sabin View. Mengandalkan hamparan permadani hijau, dari tanaman padi yang tumbuh subur. Selain event dan wisata kuliner, nantinya Sabin View juga akan dilengkapi sejumlah spot swafoto.
“Sabin View ini merupakan objek wisata buatan, dengan konsep keindahan alam persawahan. Latar belakangnya eksotisme Gunung Lawu. Kami akan siapkan di Dusun Tunjungsemi,” beber kades.
Lahan yang disediakan untuk Sabin View, sekitar 3 hektare. Memanfaatkan tanah kas desa. “Kami juga akan memasukkan unsur edukasi bercocok tanam kepada anak-anak, dengan konsep agrowisata. Sudah direncakan sejak 2018 lalu,” ujar kades.
Terkait anggaran, diperkirakan menelan Rp 3 miliar-Rp 4 miliar. Dianggarkan secara bertahap dri dana desa (DD), bantuan keuangan khusus (BKK), dan sebagainya. “Pengelolaan menjadi tanggung jawab badan usaha milik desa (BUMDes). Kami juga dibantu mahasiswa KKN (kuliah kerja nyata) dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogja,” kata kades. (din/fer/dam)