KARANGANYAR – Kabupaten Karanganyar dikenal akan potensi wisatanya. Tidak hanya di lereng Gunung Lawu, namun juga di kawasan perbatasan. Salah satunya potensi wisata yang akan digarap di Embung Plalar, Desa Kaliwuluh, Kebakkramat.
Desa Kaliwuluh berbatasan langsung dengan Kabupaten Sragen. Memiliki potensi wisata yang siap digarap. Yakni Embung Plalar yang sempat tak terurus belasan tahun. Embung ini dipilih sebagai calon ikon wisata, karena lokasinya cukup strategis. Tak jauh dari akses jalan raya Solo-Sragen.
Kepala Desa (Kades) Kaliwuluh Suratmin mengaku prihatin akan kondisi Embung Plalar. Tak lama setelah terpilih sebagai kades, 2019 lalu. Dia melihat kondisi embung tak terawat. Padahal, sangat diandalkan warga untuk pengairan areal pertanian.
Melihat kondisi tersebut, Suratmin tergugah untuk mengembangkannya sebagai destinasi wisata. Namun tetap mempertahankan fungsinya untuk irigasi pertanian.
“Awalnya, dulu itu warga membangun untuk bendungan. Kemudian semakin lama tidak terurus. Beberapa kali warga sempat membangun talut agar tanah di sekitarnya tidak longsor dan terjadi sedimentasi,” terang Suratmin, kemarin (15/10).
Gayung bersambut, ide kades mendapat lampu hijau dari Pemkab Karanganyar. Setelah Bupati Juliyatmono bersama organisasi perangkat daerah (OPD) terkait datang ke Desa Kaliwuluh, tahun lalu.
“Kami mengusulkan agar bisa mengembangkan Embung Plalar. Tidak hanya untuk pertanian saja, tapi juga wisata yang bisa dinikmati masyarakat. Baik dari wilayah Karanganyar maupun luar daerah,” imbuh Suratmin.
Dapat lampu hijau dari stakeholder, Suratmin bersama pemerintah desa (pemdes) setempat, memulai proyek pengembangan Embung Plalar, tahun ini. Tak hanya itu, juga mendapat pemihakan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) melalui Dana Alokasi Khusus (DAK).
“Pembangunan dan pengembangan Embung Plalar langsung dari pemerintah pusat. Rencananya akan dilengkapi dengan area parkir kendaraan, ruang pertemuan, loket masuk, dan jogging trek,” ungkapnya.
Andai proyek rampung, Suratmin berharap pemdes bisa mengelola Embung Plalar. Melalui badan usaha milik desa (BUMDes) yang saat ini sudah dibentuk.
“Rencananya akan kami kembangkan secara bertahap. Terpenting untuk bagian luar bisa dikerjakan terlebih dahulu. Kalau sudah diserahterimakan ke kami, nanti akan dikembangkan lagi. Mungkin akan kami bangun kios. Supaya warga kami bisa berjualan sekaligus meningkatkan perekonomian,” paparnya. (rud/fer/dam)