28.1 C
Surakarta
Sunday, 28 May 2023

Umbul Jolotundo di Klaten: Pertahankan Kolam Alami, Dipakai untuk Terapi

KLATEN – Umbul Jolotundo di Desa Jambeyan, Kecamatan Karanganom, Klaten masih terus eksis. Dijadikan jujukan terapi saraf kejepit hingga stroke. Pemandian yang ada di pinggir Jalan Klaten-Jatinom itu kini berubah wajah setelah dikelola oleh Pemkab Klaten secara penuh pada tahun ini.

Sentuhan modern dengan berbagai rehab dan pengembangan pada sejumlah fasilitas penunjangnya. Meski begitu, untuk kolam dengan air alaminya masih tetap dipertahankan hingga saat ini.

Objek wisata air alami Umbul Jolotundo ini setiap harinya sudah buka sejak pukul 05.00 dengan harga tiket masuk Rp 5.000 per orang. Pada waktu pagi umbul biasanya didominasi pengunjung para lansia yang hendak untuk terapi. Tentunya datang dengan berbagai keluhan yang dirasakan hingga berharap untuk sembuh.

Mereka melakukan berbagai gerakan atau aktivitas berenang di dalam kolam. Rata-rata terapi selama satu jam menyesuaikan daya tahan tubuh masing-masing. Kegiatan terapi itu dilaksanakan secara rutin hingga merasakan ada perubahan pada tubuhnya.

Mereka yang datang untuk terapi didominasi pengunjung dari Kota Klaten serta kabupaten sekitarnya. Aktivitas terapi di Umbul Jolotundo biasanya berlangsung dari pukul 05.00-08.00. Sebelum akhirnya pengunjung akan didominasi oleh anak-anak hingga orang dewasa untuk berenang di kolam dengan kedalaman sekitar 50 sentimeter hingga 3 meter itu.

”Pernah ada pengujung yang saat datang ke Umbul Jolotundo ini dibopong oleh keluarganya dan berenang pakai pelampung. Tetapi setelah rutin melaksanakan terapi di umbul ini akhirnya bisa sembuh sehingga bisa berjalan lagi. Memang kandungan mineral yang tinggi pada umbul ini yang mendukung terapi para pengunjung itu,” kata salah seorang pelatih renang di Umbul Jolotundo, Santoso, 61, saat ditemui Jawa Pos Radar Solo beberapa waktu lalu.

Kolam di Umbul Jolotundo disekat menjadi tiga bagian dengan kedalaman yang bervariasi. Mata air dari dasar kolam terus bermunculan ke permukaan sehingga terdapat sirkulasi setiap saat pada umbul tersebut. Airnya memang terus mengalir sekalipun di musim kemarau sehingga tidak pernah kering.

Umbul Jolotundo juga dikenal sebagai tempat anak-anak berlatih renang dengan berbagai gaya. Seperti yang dilakukan Santoso yang sudah melatih renang di tempat tersebut lebih dari 30 tahun lamanya. Jadi pengunjung bisa juga berlatih berenang di tempat tersebut hingga mahir.

”Umbul Jolotundo juga dilengkapi dengan plaza kuliner yang terdapat delapan kios. Kami berdayakan para pelaku UMKM di sekitar umbul. Jadi pengunjung setelah selesai berenang bisa kulineran,” ucap Kepala Dinas Kebudayaan Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Klaten, Sri Nugroho.

Pada bagian depan dari Umbul Jolotundo juga lebih terbuka dengan perubahan keramik yang menyerupai dari kayu. Termasuk beberapa tanaman hias di beberapa sudut membuat pengunjung akan semakin nyaman saat berkunjung. Harapannya Umbul Jolotundo menjadi destinasi wisata untuk keluarga.

”Kita menginginkan dengan berbagai pengembangan Umbul Jolotundo yang kita lakukan harapannya tidak hanya datang individu saja. Tetapi juga bisa mengajak anggota keluarga lainnya untuk berkunjung,” tandasnya. (ren/adi/dam)

KLATEN – Umbul Jolotundo di Desa Jambeyan, Kecamatan Karanganom, Klaten masih terus eksis. Dijadikan jujukan terapi saraf kejepit hingga stroke. Pemandian yang ada di pinggir Jalan Klaten-Jatinom itu kini berubah wajah setelah dikelola oleh Pemkab Klaten secara penuh pada tahun ini.

Sentuhan modern dengan berbagai rehab dan pengembangan pada sejumlah fasilitas penunjangnya. Meski begitu, untuk kolam dengan air alaminya masih tetap dipertahankan hingga saat ini.

Objek wisata air alami Umbul Jolotundo ini setiap harinya sudah buka sejak pukul 05.00 dengan harga tiket masuk Rp 5.000 per orang. Pada waktu pagi umbul biasanya didominasi pengunjung para lansia yang hendak untuk terapi. Tentunya datang dengan berbagai keluhan yang dirasakan hingga berharap untuk sembuh.

Mereka melakukan berbagai gerakan atau aktivitas berenang di dalam kolam. Rata-rata terapi selama satu jam menyesuaikan daya tahan tubuh masing-masing. Kegiatan terapi itu dilaksanakan secara rutin hingga merasakan ada perubahan pada tubuhnya.

Mereka yang datang untuk terapi didominasi pengunjung dari Kota Klaten serta kabupaten sekitarnya. Aktivitas terapi di Umbul Jolotundo biasanya berlangsung dari pukul 05.00-08.00. Sebelum akhirnya pengunjung akan didominasi oleh anak-anak hingga orang dewasa untuk berenang di kolam dengan kedalaman sekitar 50 sentimeter hingga 3 meter itu.

”Pernah ada pengujung yang saat datang ke Umbul Jolotundo ini dibopong oleh keluarganya dan berenang pakai pelampung. Tetapi setelah rutin melaksanakan terapi di umbul ini akhirnya bisa sembuh sehingga bisa berjalan lagi. Memang kandungan mineral yang tinggi pada umbul ini yang mendukung terapi para pengunjung itu,” kata salah seorang pelatih renang di Umbul Jolotundo, Santoso, 61, saat ditemui Jawa Pos Radar Solo beberapa waktu lalu.

Kolam di Umbul Jolotundo disekat menjadi tiga bagian dengan kedalaman yang bervariasi. Mata air dari dasar kolam terus bermunculan ke permukaan sehingga terdapat sirkulasi setiap saat pada umbul tersebut. Airnya memang terus mengalir sekalipun di musim kemarau sehingga tidak pernah kering.

Umbul Jolotundo juga dikenal sebagai tempat anak-anak berlatih renang dengan berbagai gaya. Seperti yang dilakukan Santoso yang sudah melatih renang di tempat tersebut lebih dari 30 tahun lamanya. Jadi pengunjung bisa juga berlatih berenang di tempat tersebut hingga mahir.

”Umbul Jolotundo juga dilengkapi dengan plaza kuliner yang terdapat delapan kios. Kami berdayakan para pelaku UMKM di sekitar umbul. Jadi pengunjung setelah selesai berenang bisa kulineran,” ucap Kepala Dinas Kebudayaan Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Klaten, Sri Nugroho.

Pada bagian depan dari Umbul Jolotundo juga lebih terbuka dengan perubahan keramik yang menyerupai dari kayu. Termasuk beberapa tanaman hias di beberapa sudut membuat pengunjung akan semakin nyaman saat berkunjung. Harapannya Umbul Jolotundo menjadi destinasi wisata untuk keluarga.

”Kita menginginkan dengan berbagai pengembangan Umbul Jolotundo yang kita lakukan harapannya tidak hanya datang individu saja. Tetapi juga bisa mengajak anggota keluarga lainnya untuk berkunjung,” tandasnya. (ren/adi/dam)

Populer

Berita Terbaru

spot_img