23.5 C
Surakarta
Tuesday, 30 May 2023

Jembatan Polkadot Merapi, Warna-Warni di Jalur Perbatasan

Kawasan Selo, Boyolali punya destinasi wisata baru yang lagi ngehit. Yakni jembatan Polkadot Merapi dengan warna-warni menariknya dan spot foto yang Instagramable.

JEMBATAN Polkadot berada di Desa Klakah, Kecamatan Selo. Berfungsi untuk jalur evakuasi jika Merapi meletus. Sekaligus akses di jalur perbatasan Kabupaten Boyolali dengan Kabupaten Magelang. Namun karena keunikannya, jembatan ini dikunjungi banyak orang. Ada ornamen-ornamen yang menghiasi setiap bagian jembatan. Seperti balon berbentuk daun cinta, hingga jalan di jembatan yang dicat penuh warna.

Untuk ke lokasi, aksesnya mudah. Jika dari Kota Solo belok kiri melintasi Patung Kuda Boyolali. Lalu jalan terus sampai ke Selo. Jika sampai di Pasar Jrakah, maka tempat tujuan sudah begitu dekat. Langsung saja ke Dusun Klakah Ngisor, Desa Klakah.

Tibalah di Jembatan Polkadot yang membentang sepanjang 120 meter dengan lebar 2,8 meter. Berdiri di atas sungai dengan kedalaman dari permukaan sungainya sekitar 40 meter. Konstruksi bangunannya jembatan gantung. Dekat dengan jalan Raya Boyolali-Magelang. Di ujung jembatan itu sudah masuk wilayah Dusun Windusabrang, Desa Wonolelo, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang.

Pemandangan yang dapat dilihat dari jembatan ini sungguh menarik. Hamparan bukit, awan gemawan, dan pepohonan yang asri menambah latar belakang foto yang Instagramable. Di jembatan Polkadot ini, wisatawan juga bisa berburu foto dengan background perbukitan Merapi.

Jembatan ini baru dibuka untuk umum pada 3 Oktober lalu. Sebelumnya, hanya biasa-biasa saja. Oleh karangtaruna Desa Klakah dan Desa Wololelo kemudian disulap sedemikian rupa untuk memikat pengunjung wisata. Pengujung hanya perlu merogoh kocek untuk parkir Rp 5 ribu setiap motornya. Sedangkan mobil Rp 10 ribu, minibus Rp 15 ribu dan bus Rp 20 ribu. Namun yang perlu diperbatikan, jembatan ini hanya khusus dilintasi orang. Kendaraan dilarang keras melintas, sekalipun hanya sepeda motor. Wisatawan bebas jalan-jalan dari ujung ke ujung jembatan, ataupun berburu foto.

”Sedangkan khusus untuk sepeda onthel memang kami tarik Rp 10 ribu karena sepeda onthelnya boleh dibawa masuk,” terang ketua pemuda Dusun Klakah Ngisor, Suryono.

Jadi tak perlu khawatir bagi pesepeda untuk gowes di atas jembatan Polkadot ini. Selain itu, ada pula penyewaan kelompok barongsai yang dimainka anak-anak desa setempat. Wisatawan bisa menyewanya untuk pentas maupun teman berfoto. Biayanya hanya cukup Rp 5 ribu.

Jembatan dibuka setiap hari mulai jam 08.00 sampai 16.00. Pengelolaan jembatan ini diserahkan kepada pemuda setempat, karangtaruna, dan masyarakat sekitar dari kedua pihak desa. Baik Dusun Klakah Ngisor maupun Dusun Windusabrang. Harapannya untuk memberdayakan masyarakat desa sekaligus menambah pendapatan desa. (mg8/adi)

Kawasan Selo, Boyolali punya destinasi wisata baru yang lagi ngehit. Yakni jembatan Polkadot Merapi dengan warna-warni menariknya dan spot foto yang Instagramable.

JEMBATAN Polkadot berada di Desa Klakah, Kecamatan Selo. Berfungsi untuk jalur evakuasi jika Merapi meletus. Sekaligus akses di jalur perbatasan Kabupaten Boyolali dengan Kabupaten Magelang. Namun karena keunikannya, jembatan ini dikunjungi banyak orang. Ada ornamen-ornamen yang menghiasi setiap bagian jembatan. Seperti balon berbentuk daun cinta, hingga jalan di jembatan yang dicat penuh warna.

Untuk ke lokasi, aksesnya mudah. Jika dari Kota Solo belok kiri melintasi Patung Kuda Boyolali. Lalu jalan terus sampai ke Selo. Jika sampai di Pasar Jrakah, maka tempat tujuan sudah begitu dekat. Langsung saja ke Dusun Klakah Ngisor, Desa Klakah.

Tibalah di Jembatan Polkadot yang membentang sepanjang 120 meter dengan lebar 2,8 meter. Berdiri di atas sungai dengan kedalaman dari permukaan sungainya sekitar 40 meter. Konstruksi bangunannya jembatan gantung. Dekat dengan jalan Raya Boyolali-Magelang. Di ujung jembatan itu sudah masuk wilayah Dusun Windusabrang, Desa Wonolelo, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang.

Pemandangan yang dapat dilihat dari jembatan ini sungguh menarik. Hamparan bukit, awan gemawan, dan pepohonan yang asri menambah latar belakang foto yang Instagramable. Di jembatan Polkadot ini, wisatawan juga bisa berburu foto dengan background perbukitan Merapi.

Jembatan ini baru dibuka untuk umum pada 3 Oktober lalu. Sebelumnya, hanya biasa-biasa saja. Oleh karangtaruna Desa Klakah dan Desa Wololelo kemudian disulap sedemikian rupa untuk memikat pengunjung wisata. Pengujung hanya perlu merogoh kocek untuk parkir Rp 5 ribu setiap motornya. Sedangkan mobil Rp 10 ribu, minibus Rp 15 ribu dan bus Rp 20 ribu. Namun yang perlu diperbatikan, jembatan ini hanya khusus dilintasi orang. Kendaraan dilarang keras melintas, sekalipun hanya sepeda motor. Wisatawan bebas jalan-jalan dari ujung ke ujung jembatan, ataupun berburu foto.

”Sedangkan khusus untuk sepeda onthel memang kami tarik Rp 10 ribu karena sepeda onthelnya boleh dibawa masuk,” terang ketua pemuda Dusun Klakah Ngisor, Suryono.

Jadi tak perlu khawatir bagi pesepeda untuk gowes di atas jembatan Polkadot ini. Selain itu, ada pula penyewaan kelompok barongsai yang dimainka anak-anak desa setempat. Wisatawan bisa menyewanya untuk pentas maupun teman berfoto. Biayanya hanya cukup Rp 5 ribu.

Jembatan dibuka setiap hari mulai jam 08.00 sampai 16.00. Pengelolaan jembatan ini diserahkan kepada pemuda setempat, karangtaruna, dan masyarakat sekitar dari kedua pihak desa. Baik Dusun Klakah Ngisor maupun Dusun Windusabrang. Harapannya untuk memberdayakan masyarakat desa sekaligus menambah pendapatan desa. (mg8/adi)

Populer

Berita Terbaru

spot_img