29.6 C
Surakarta
Saturday, 25 March 2023

Wahana Outing Class Belajar Pertanian

Pemanfaatan Agrowisata Porang di Desa Jatisari, Jatisrono, Wonogiri

WONOGIRI – Desa Jatisari, Kecamatan Jatisrono, Wonogiri, terkenal sebagai sentra porang dan sayur-mayur. Bahkan di sana, sudah berdiri agrowisata yang dikelola pemuda desa setempat. Para pelajar yang berkunjung, bisa bermain sembari belajar pertanian.

Kepala Desa (Kades) Jatisari Teguh Subroto menjelaskan, agrowisata di wilayahnya baru berdiri Juli lalu. Memanfaatkan budi daya porang, telah berkembang sejak beberapa tahun silam.

“Karena banyak yang berkunjung dan belajar bersama soal menanam porang, akhirnya kami jadikan paket wisata sekalian. Hitung-hitung bisa memberikan edukasi kepada pelajar tentang pertanian,” kata Teguh, kemarin (28/10).

Agrowisata memanfaatkan lahan di sekitar lokasi budi daya porang. Ada yang milik warga setempat, termasuk tanah kas desa. Porang ini bersebelahan dengan aneka sayuran.

“Lahan budi daya porang cukup luas, sekitar 4 hektare. Kalau tanaman lain seperti sayur-mayur, luasan lahannya sekitar 1 hektare. Itu belum termasuk lahan persawahan. Kawasan tersebut kami jadikan agrowisata. Intinya wisata edukasi, pengunjung yang datak bisa piknik sambil belajar,” imbuh Teguh.

Menariknya lagi, pemerintah desa (pemdes) setempat tidak memungut biaya mauk ke lokasi agrowisata. Namun jika ada sekolahan atau instansi yang ingin outbound, sudah disediakan sejumlah paket menarik.

Teguh mencontohkan paket senam pagi, game tim, dan kelas agro. Paket seperti itu biasa dimanfaatkan sekolah-sekolah, untuk mengenalkan siswanya akan dunia pertanian.

“Belum lama ini kami bentuk beberapa kelas. Ada yang kelas pupuk organik cair, kelas pupuk organik padat, kelas budi daya sayur, kelas porang, dan lainnya,” urai Teguh.

Selain pemuda setempat, pengelolaan agrowisata juga melibatkan para petani petani porang. Mereka diarahkan sebagai narasumber, sekaligus membagikan ilmu terkait budi daya porang, sayur-mayur, pupuk, dan sebagainya.

Teguh berharap, potensi ini bisa meningkatkan kesejahteraan warga Desa Jatisari. Supaya tidak ada lagi warga yang merantau. Sekaligus mematik minat warga yang sudah terlanjur merantau, untuk kembali pulang dan bersama-sama membangun desanya.

“Potensi di Desa Jatisari besar sekali. Harus digali apa saha yang ada. Beberapa tahun saya merintis porang, Alhamdulillah sekarang jadi agrowisata. Tapi ini kan khusus edukasi, bukan seperti tempat wisata lainnya. Karena di sini kami kenalkan pertanian dan sejenisnya,” ungkap Teguh. (al/fer)

WONOGIRI – Desa Jatisari, Kecamatan Jatisrono, Wonogiri, terkenal sebagai sentra porang dan sayur-mayur. Bahkan di sana, sudah berdiri agrowisata yang dikelola pemuda desa setempat. Para pelajar yang berkunjung, bisa bermain sembari belajar pertanian.

Kepala Desa (Kades) Jatisari Teguh Subroto menjelaskan, agrowisata di wilayahnya baru berdiri Juli lalu. Memanfaatkan budi daya porang, telah berkembang sejak beberapa tahun silam.

“Karena banyak yang berkunjung dan belajar bersama soal menanam porang, akhirnya kami jadikan paket wisata sekalian. Hitung-hitung bisa memberikan edukasi kepada pelajar tentang pertanian,” kata Teguh, kemarin (28/10).

Agrowisata memanfaatkan lahan di sekitar lokasi budi daya porang. Ada yang milik warga setempat, termasuk tanah kas desa. Porang ini bersebelahan dengan aneka sayuran.

“Lahan budi daya porang cukup luas, sekitar 4 hektare. Kalau tanaman lain seperti sayur-mayur, luasan lahannya sekitar 1 hektare. Itu belum termasuk lahan persawahan. Kawasan tersebut kami jadikan agrowisata. Intinya wisata edukasi, pengunjung yang datak bisa piknik sambil belajar,” imbuh Teguh.

Menariknya lagi, pemerintah desa (pemdes) setempat tidak memungut biaya mauk ke lokasi agrowisata. Namun jika ada sekolahan atau instansi yang ingin outbound, sudah disediakan sejumlah paket menarik.

Teguh mencontohkan paket senam pagi, game tim, dan kelas agro. Paket seperti itu biasa dimanfaatkan sekolah-sekolah, untuk mengenalkan siswanya akan dunia pertanian.

“Belum lama ini kami bentuk beberapa kelas. Ada yang kelas pupuk organik cair, kelas pupuk organik padat, kelas budi daya sayur, kelas porang, dan lainnya,” urai Teguh.

Selain pemuda setempat, pengelolaan agrowisata juga melibatkan para petani petani porang. Mereka diarahkan sebagai narasumber, sekaligus membagikan ilmu terkait budi daya porang, sayur-mayur, pupuk, dan sebagainya.

Teguh berharap, potensi ini bisa meningkatkan kesejahteraan warga Desa Jatisari. Supaya tidak ada lagi warga yang merantau. Sekaligus mematik minat warga yang sudah terlanjur merantau, untuk kembali pulang dan bersama-sama membangun desanya.

“Potensi di Desa Jatisari besar sekali. Harus digali apa saha yang ada. Beberapa tahun saya merintis porang, Alhamdulillah sekarang jadi agrowisata. Tapi ini kan khusus edukasi, bukan seperti tempat wisata lainnya. Karena di sini kami kenalkan pertanian dan sejenisnya,” ungkap Teguh. (al/fer)

Populer

Berita Terbaru

spot_img